Scopus, ISI, DOAJ, Google Scholar, Portal Garuda, Pilih Mana? (bagian 2)

Artikel bagian 1 lebih membahas tentang perbandingan antara berbagai jurnal secara umum. Bagian 2 ini lebih membahas tentang posisi lembaga pengindeks (Scopus, ISI/Clarivate Analytics di mata para dosen dan peniliti Indonesia. Menurut PAK 2014 dari Menristekdikti, ada beberapa jenis jurnal, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Jurnal bereputasi internasional (JBI): berbahasa resmi PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), editor juga berasal dari berbagai negara dan mempunyai reputasi, penulisnya pun tidak hanya berasal dari satu negara.
  2. Jurnal nasional (JN): editor bereputasi nasional maupun internasional yang berasal dari berbagai institusi.
  3. Jurnal lokal (JL): editor dan penulis sebagian besar dari institusi yang sama.
    [sumber]
Ringkasan pentingnya masing-masing lembaga indeks dari sudut pandang dosen Indonesia dapat dilihat dari gambar berikut:

Scopus, ISI, GS, IPI, dan DOAJ di mata dosen Indonesia by Irfan Bahiuddin under CC license

Apakah masing-masing lembaga indeks merepresentasikan jenis jurnal mana?

Bisa ya dan tidak.
Jawabannya ya jika yang dimaksud adalah Scopus dan Clarivate analytics/ISI/Thomson Reuteurs. Definisi jurnal internasional adalah berindeks Scopus atau Thomson Reuteurs. 

Untuk lembaga indeks lainnya tidak selalu. Misalnya, untuk Google Scholar (GS), makalah yang diindeks sangat beragam mulai dari yang sangat bereputasi sampai yang predator. Dengan kata lain, GS mempunyai makalah dari tipe JBI, JN, JL. 

DOAJ pun sama. Walau dokumen di PAK Dikti ditulis bahwa jurnal yang diindeks oleh DOAJ levelnya di bawah Jurnal yang diindeks Scopus. DOAJ juga memuat berbagai jurnal yang sangat bereputasi misalnya jurnal-jurnal open access di bawah publisher PLOS (Q1 journal: Plos One) dan MDPI (Q1 Journal: Polymer). Di sisi lain, DOAJ juga memuat beberapa jurnal open access yang sangat baru dan mempunyai reputasi, dan terkadang ada jurnal lokal yang belum diakreditasi oleh Dikti. 

Begitu juga dengan portal Garuda. Ada beberapa jurnal dalam negri yang cukup punya reputasi, misalnya Telkomnika dan Indonesian Journal Electrical Engineering and Computer Sciences. Ada juga beberapa jurnal yang masih sangat baru sehingga hanya bisa dikategorikan sebagai jurnal lokal.

Akibatnya, setiap lembaga pengindeks tersebut mempunyai range maksimal kum yang bervariasi. Perkiraan indeks kum untuk GS, Clarivate analytics, DOAJ dan Scopus dapat dilihat di gambar di bawah ini.

Scopus, ISI, GS, IPI, dan DOAJ di mata dosen Indonesia by Irfan Bahiuddin under CC license

Apakah di lembaga indeks tersebut punya nama-nama jurnal yang di-ban oleh Dikti?

Scopus mempunyai beberapa nama yang di-ban oleh Dikti karena diasumsikan tidak dikelola dengan benar. Jika Scopus punya, GS pasti juga lebih banyak. Begitu juga DOAJ (kecuali yang ada green tick-nya). 

Untuk mengakses lembaga-lembaga pengindeks jurnal tersebut apakah perlu mengeluarkan biaya?

Scopus dan Clarivate analytics perlu berlangganan (Subscript) terlebih dahulu sedangkan GS, DOAJ dan IPI/Portal Garuda tidak perlu alias gratis. Tapi jangan khawatir, banyak universitas di Indonesia sudah berlangganan Scopus sehingga cukup mudah untuk mengaksesnya. Di samping itu, Menristekdikti banyak memakai patokan Scopus untuk rujukan atau dasar memverifikasi seberapa bagus suatu jurnal. 

Di bagian 1 sudah dikatakan bahwa impact factor adalah kekhasan dari Clarivate analytics atau ISI/Web of Science. Bagaimana untuk mengecek impact factor tersebut? Secara umum, universitas di Indonesia tidak berlangganan. Tapi, informasi impact factor dapat dilihat di masing-masing laman profil jurnal. Hanya saja, jika tidak berlangganan, peneliti tidak bisa melihat quartile dari masing-masing jurnal. Informasi ini tidak terlalu penting bagi peneliti di Indonesia karena patokan dari Dikti untuk mengukur performance seorang dosen bukan dari sana. 

Begitulah sedikit catatan singkat dari pentingnya masing-masing lembaga indeks bagi peneliti di Indonesia.

Disclaimer: Artikel ini hanya berdasarkan pengamatan dari penulis sebagai 'outsider' atau seorang dosen yang masih pemula untuk berkecampung di dunia penelitian di Indonesia. Jika ada koreksi dan masukan silahkan kontak saya atau berkomentar di kolom yang sudah disediakan. Terima kasih.


Creative Commons License
Scopus, ISI, DOAJ, Google Scholar, Portal Garuda, Pilih Mana? (bagian 2) by Irfan Bahiuddin is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at https://oursmartknots.blogspot.com/2018/11/scopus-isi-doaj-google-scholar-portal.html.

Artikel sebelumnya:




Comments

Popular Posts